Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia, Brantas Abipraya Perkuat Konektivitas Lewat Pembangunan Akses Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru
Jakarta, 21 Juli 2025 – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas dua per tiga wilayahnya adalah lautan. Sebagai negara maritim, Indonesia sangat bergantung pada pelabuhan yang menjadi pintu gerbang utama konektivitas, perdagangan, serta distribusi barang dan jasa. Hal ini menjadikan pelabuhan berperan sebagai tulang punggung ekonomi sekaligus konektivitas negara kepulauan. Dalam upaya memperkuat konektivitas untuk mewujudkan Indonesia poros maritim dunia, PT Brantas Abipraya (Persero) dipercaya untuk membangun Akses Pelabuhan Tanjung Priok Timur atau New Priok Eastern Access (NPEA) Seksi 1.

Pembangunan Akses Pelabutan Tanjung Priok Timur akan menghubungkan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) sepanjang 2,78 kilometer, dimulai dari KM 108 JTCC hingga area Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Utara.
“Pembangunan ini merupakan kontribusi Brantas Abipraya dalam menjawab permasalahan kemacetan yang terjadi pada akses pelabuhan, sehingga nantinya dapat memperlancar arus logistik. Langkah strategis ini memberikan alternatif jalur logistik yang selama ini hanya mengandalkan satu akses saja,” ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.

Ditambahkan Dian, proyek pembangunan akses ini akan menghubungkan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) sepanjang 2,78 kilometer, dimulai dari KM 108 JTCC hingga area Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Utara. Dalam pembangunannya, Brantas Abipraya berkolaborasi dengan Hutama Karya dengan porsi 45% pengerjaan dengan ruang lingkup pekerjaan sepanjang 2,7 kilometer yaitu 4 Ramp di area IC NPEA, 4 Ramp di Simpang Marunda; serta konstruksi jalan utama berupa konstruksi jalan layang yang terdiri dari Jembatan Balance Cantilever, Jembatan Gelagar Beton dan Jembatan Gelagar Baja, serta Jembatan Pile Slab.

Dalam pembangunannya, dua BUMN Karya ini akan memanfaatkan beberapa digital construction dan teknologi terdepan untuk memastikan pembangunan konstruksi yang unggul, tuntas dan cepat, dalam pengerjaannya. Tak hanya itu, Proyek Pembangunan Akses Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru ini juga menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan melalui pemanfaatan material ramah lingkungan, dengan material daur ulang lainnya untuk mengurangi jejak karbon; dan pengendalian limbah konstruksi dengan sistem manajemen limbah konstruksi.
“Nantinya pembangunan proyek ini dapat mendukung pengembangan Pelabuhan Kalibaru yang dapat menampung aktivitas perdagangan lebih besar lagi, sehingga mampu berkontribusi pada peningkatkan ekonomi nasional. Selain itu untuk ekonomi masyarakat sekitar proyek, dalam pembangunan ini kami tentunya akan menyerap tenaga lokal,” imbuh Dian.

Sinergi BUMN yakni Brantas Abipraya bersama Hutama Karya selaku pelaksana konstruksi akan berkomitmen tinggi dalam merealisasikan Proyek NPEA yang merupakan bagian dari inisiatif strategis Pelindo dalam pengembangan infrastruktur transportasi nasional guna mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.

“Melalui proyek ini, Brantas Abipraya akan terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan infrastruktur transportasi nasional yang berkelanjutan dan berkontribusi penuh dalam mewujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, dan kuat, serta berkontribusi positif bagi keamanan, perdamaian kawasan dan dunia,” tutup Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.