Brantas Abipraya Dorong Swasembada Energi: Wujudkan Asta Cita Indonesia Maju
Jakarta, 13 Juni 2025 – Sebagai upaya mendukung visi besar Pemerintah Republik Indonesia melalui Program Asta Cita, PT Brantas Abipraya (Persero) menunjukkan komitmen strategisnya pada butir kedua, yaitu “Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru”. Salah satu wujud nyata kontribusi tersebut adalah komitmen kuat dalam mendukung swasembada energi nasional melalui pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang dijalankan oleh anak usaha Brantas Abipraya yaitu, PT Brantas Energi.

PLTM Padang Guci, Kabupaten Kaur, Bengkulu
“Sebagai BUMN konstruksi yang dikenal aktif membangun infrastruktur nasional, Brantas Abipraya menyadari bahwa ketahanan energi merupakan fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Tidak hanya berfokus pada pembangunan jalan, jembatan, dan bendungan, Brantas Abipraya juga serius mengembangkan sektor ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan, sejalan dengan upaya menghadapi tantangan perubahan iklim dan pencapaian target Net Zero Emission 2060,” ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Salah satu proyek unggulan Brantas Energi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Pandanduri di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Proyek ini merupakan bagian dari Program MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris. PLTM Pandanduri dikembangkan melalui pendekatan inovatif, dengan memanfaatkan infrastruktur bendungan eksisting milik negara yang sebelumnya hanya digunakan untuk irigasi. Kini, bendungan tersebut dimaksimalkan sebagai sumber energi bersih yang ramah lingkungan.
Apresiasi terhadap proyek transisi energi ini ditandai dengan kunjungan Menteri Keamanan Energi & Net Zero Kerajaan Inggris, Kerry McCarthy, ke lokasi proyek (18/4). “Saya berharap kolaborasi seperti ini akan terus berlanjut sehingga kita bisa bersama menciptakan bumi yang lebih hijau untuk generasi kini dan masa depan,” ujar McCarthy.
Tak hanya Pandanduri, Brantas Energi juga tengah mengembangkan tiga proyek PLTM lainnya di Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Sumatera Barat dengan total kapasitas 7 MW, didukung oleh hibah Viability Gap Fund (VGF) senilai Rp21 miliar dari Pemerintah Inggris melalui Program MENTARI, dengan nilai investasi mencapai Rp210 miliar.

. PLTS Gorontalo
Komitmen terhadap pengembangan EBT kembali ditegaskan dalam agenda penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT Minahasa Brantas Energi dan PT PLN (Persero) untuk proyek PLTA Poigar-2 di Sulawesi Utara. Dengan kapasitas sebesar 30 MW, proyek ini akan memperkuat sistem kelistrikan di kawasan Minahasa Selatan, dan menjadi bagian dari program besar nasional 35.000 MW pembangkit listrik.
“Kami berharap kehadiran PLTA Poigar-2 dapat beroperasi secara optimal, memperkuat kelistrikan lokal, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat. Ini merupakan wujud nyata dari kontribusi kami untuk mendukung rasio elektrifikasi nasional,” ujar Satiyobudi Santoso, Direktur Utama PT Brantas Energi.
Pembangunan ini juga mendukung Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021–2030 dan RUPTL terbaru yang sedang dalam tahap persetujuan, dengan fokus utama pada pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil serta percepatan transisi ke energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan.
Komitmen Brantas Energi pun mendapatkan pengakuan dalam ajang yang diselanggarakan oleh Majalah Listrik Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Kamis (2/5). Brantas Energi dianugerahi penghargaan sebagai “The Most Consistent Company in Renewable Electricity Development” kategori Renewable Energy Company.
Sementara itu, Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya menyatakan bahwa Brantas Energi akan terus mendorong penyediaan proyek pembangkit energi bersih yang masif dan strategis, “Ini semata-mata bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang masa depan Indonesia. Kami ingin menjadi bagian dari solusi menuju ketahanan energi nasional.”
Lewat pengembangan pembangkit-pembangkit berbasis EBT di seluruh Indonesia, Brantas Energi telah mengoperasikan lima unit pembangkit dengan total kapasitas 29 MW, dan masih terus mengembangkan potensi lainnya. Semua langkah ini adalah bagian dari kontribusi besar menuju kemandirian energi, pengurangan emisi karbon, serta penciptaan lapangan kerja hijau untuk generasi mendatang.
“Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, Brantas Abipraya dan Brantas Energi akan terus mengambil peran aktif dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri energi, berdaulat sumber daya, dan berdaya saing global, semangat ini selaras dengan arah pembangunan Indonesia Emas 2045 dan visi besar yang tertuang dalam Program Asta Cita,” tutup Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.